Mereka bukan jelata
Hanya saja buta aksara
Memilih bergelut dengan debu
Menantang kuatnya sang terang
Tak ada buku tak ada sepatu
Duduk menepi disisi keramaian
Bukan enggan makan bangku sekolah
Tapi untuk apa?
Selepas jas almamater ternama
Dihargai hanya dua tiga juta
Sedang telah berpusing pusing ria
Menumpuk kertas dibawah tinta
Hanya demi yang disebut maha karya
Yang sejatinya hanya syarat
Mereka bukan jelata
Meski hidupnya tak selaras asa
Sekolah hanya untuk yang berpunya
Mereka cukup bercita-cita
Katanya, kini sudah sama rata
Tapi nyatanya dusta
Yang susah merajalela
Yang kaya tutup mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar