Kamis, 03 Oktober 2013

All about Yupiter I



Hai Kenny!
                Aku memberanikan diriku untuk membuka gerbang percakapanku dengan Reva, seseorang yang membuatku penasaran selama bertahun-tahun. “Ini Reva? Aku Kenny kelas 10-H. Boleh nggak aku minta jadwal pelajaran 10-C?” “Oh Kenny? Boleh kok, tapi nanti ya, Reva lagi nggak dirumah Ken. Nanti Reva smsin” buru-buru kubuka pesan itu. Senang rasanya. Semenjak saat itu kita jadi cukup akrab, aku ingat saat sekolah mengadakan acara tahunan. Lomba-lomba bertemakan seni atau budaya Indonesia. Saat itu, aku mengikuti lomba pidato.  Entah kebetulan atau memang rencana Tuhan, aku duduk tepat dibelakang dia hehehe J
Aku tak kuasa menahan tawaku ketika tiba-tiba kursi yang ia duduki patah, untungnya sih dia ganteng  jadi nggak malu-maluin :p aku memberanikan diri memberinya kursi yang ada disampingku. Dia cuma menerimanya dengan senyuman, lagi-lagi senyuman! Hari itu, hmm hari paling tak terlupakan lah hahaha :D
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Dia sosok yang menawan, yang mampu mebuatku terhipnotis tiap kali aku melihat matanya, seolah wajahku terkena medan magnet dari wajahnya tiap kali dia lewat didepanku, aku tak pernah bisa memalingkan wajahku hehehe aku tau bagian ini sangat gila.
                Semakin hari, aku semakin dekat dengan Reva, begitu pula dengan Artha. Dia temanku untuk berbagi. Artha itu salah satu sahabat Reva yang ku tau, selain Vion. Kadang aku sering dibuat kesal oleh mereka berdua, Artha dan Vion. Mereka sering sekali membuatku malu didepan Reva. Tapi anehnya Reva nggak pernah sadar.
                Suatu hari, Artha bertanya padaku tentang cewek. Aku yang sedikit geli dan agak penasaran, siapa cewek yang Artha taksir ? Setahuku, Artha tipe orang yang nggak mudah jatuh cinta. Dengan isengnya kutebak-tebak dari setiap clue yang dia berikan. Ternyata benar dugaanku, Artha kembali menyukai Milly. Mantan pacarnya sewaktu SMP, tentu aku kenal, karena Milly juga salah satu temanku waktu aku masih di kelas 10-H hahaha =))
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Broken Heart
                “Ken, saya putus sama Milly” mataku terbelalak kaget tak percaya membaca short message dari Artha. “Baru aja jadian!” gumamku dalam hati. Aku mengendarai sepeda motorku dengan sangat cepat. Sampai-sampai aku nggak sadar kalau ada lampu merah di depanku. Beberapa kali aku menerobos rambu-rambu lalu lintas. Beberapa kali juga aku hampir mencelakakan diriku. Aku penasaran, ada apa dengan mereka. Aku juga nggak tega melihat Artha yang sepertinya sangat sedih. Berbagai cara aku lakukan untuk membuat Artha tegar.
                Beberapa hari setelah itu, aku mendapat kabar buruk. Reva baru saja jadian dengan Febby . Rasa sedih yang mendalam, yang benar-benar membuatku jatuh, dengan masih diselimuti rasa tak percaya aku langsung menelfon Artha sambil menangis. Artha pun nggak percaya sama sepertiku, bahkan dia nggak tau sama sekali kalau  Reva dekat sama cewek selain aku. Aku coba tanya Vion, ya seperti biasanya. Dengan sikap tengilnya dia membuatku semakin sedih, tapi dia juga nggak tau tentang Reva dan pacar barunya. Sedangkan Artha, dia tetap menyemangatiku, dia berusaha membuatku kembali ceria.
                Dari hari ke hari, hanya Artha yang membuatku semakin tegar. Meskipun rasanya sulit untuk kembali berdiri dari keterpurukan yang cukup menyakitkan. Aku dan Artha jatuh diwaktu yang terbilang cukup dekat, itu membuatnya faham betul bagaimana perasaanku. Dan kita bisa berdiri lagi bersama. Karenanya, aku  tau bahwa hidup tak selalu sesuai dengan apa yang kita mau. Bukan seperti skenario atau naskah cerita yang bisa disunting sesuai keinginan kita. Skip ini terlalu melow. Udah aku bilang jangan terlalu serius! -_- wakakak

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Yupiter’s Agency
                Dari hari ke hari, pertemananku dengan Artha semakin erat. Suatu hari, kita pernah saling bertukar  fikiran. Tentang tujuan hidup, harapan dimasa depan, bahkan tentang cinta. Aku mendapat pelajaran yang sangat berharga darinya, bahwa hidup itu bagaikan proses pembuatan kue. Bayangkan jika kita hanya memakan terigunya saja atau kuning telurnya saja? Pasti nggak enak kan? Begitu pula hidup, semua yang nggak enak harus dicampur jadi satu, lalu tunggu prosesnya. Sama dengan ketika kita meng-oven adonan kue tersebut dan menunggu hingga kue itu mengembang lalu diangkat dari oven.  Semua hal butuh proses.
                Dia juga mengajariku bagaimana cara menghargai sesuatu, menerima suatu hal dengan ikhlas, dan sebagainya. Harus kuakui, dia memang hebat dalam mempengaruhi setiap hari-hariku. Semua terasa lebih berwarna saat dia ada bersamaku. Aku dan Artha terinspirasi dari sebuah film berjudul ‘Perahu Kertas’ dimana Kugy adalah seorang gadis dengan radar Neptunusnya bisa menemukan sahabat sejati seperti Keenan. Sedangkan kita adalah seorang Agen Jupiter, yang menurut kita maksudnya mungkin kurang lebih orang yang memiliki masa depan menjadi orang besar, dengan harapan dan usaha, juga dengan rasa cinta. Ya! We are Yupiter’s Agency!!! Hahahaha
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Bad Sign
                Siang ini matahari bersinar cukup terik, membuat kulitku jenuh dan terus menerus berkeringat. Aku duduk dibawah pohon mangga, di taman sekolah, bayangan pohon yang besar cukup untuk melindungi badanku dari teriknya serangan sinar matahari hari itu. Aku bersandar di batang pohon sambil ditiupi oleh angin sepoi-sepoi yang membuatku jadi mengantuk. “Hoammm..” aku menguap. “Ken, mau ikut ke kantin nggak?” Adel mengagetkanku, aku cuma menggeleng menandakan menolak ajakannya. Adel pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Tak lama kemudian, Artha langsung duduk disampingku. Aku nggak merasa kaget dengan kedatangannya, namun aku malah tertidur sambil bersandar dipundaknya. Kufikir mungkin sekarang dia sedang mengoceh melihatku tertidur dengan pulas disampingnya, hahaha :D
Dalam tidurku, aku bermimpi. Aku dan Artha berjalan disebuah taman bunga yang megah dan berisikan bunga-bunga yang indah. Kita menyusurinya sambil mengejar kupu-kupu yang berterbangan dengan riang diiringi teman-temannya. Fikirku, jika aku seekor kupu-kupu, aku ingin terbang menuju langit biru yang indah,  bergelayunan diatas pelangi dan melihat semesta alam ini dengan leluasa. Tapi aku tau khayalan itu terlalu tinggi, bahkan pelangi pun nggak akan mungkin bisa kuraih, warna-warni nya itu kan hanya hasil dari pembiasan uap air hehehe..
                Setelah cukup jauh kita berlari, Artha mengambil dua tangkai bunga mawar, berwarna merah dan merah muda, lalu dia menghampiriku lagi. “Ini buat kamu” Artha memberikan setangkai bunga mawar berwarna merah muda padaku. “Aku mau yang merah” pintaku padanya “Maaf Ken, saya Cuma mau kasih yang merah muda aja” dia tersenyum dan lalu pergi meninggalkanku.

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Tidak ada komentar:

Posting Komentar