Hai Kenny!
Aku memberanikan diriku untuk
membuka gerbang percakapanku dengan Reva, seseorang yang membuatku penasaran
selama bertahun-tahun. “Ini Reva? Aku Kenny kelas 10-H. Boleh nggak aku minta
jadwal pelajaran 10-C?” “Oh Kenny? Boleh kok, tapi nanti ya, Reva lagi nggak
dirumah Ken. Nanti Reva smsin” buru-buru kubuka pesan itu. Senang rasanya.
Semenjak saat itu kita jadi cukup akrab, aku ingat saat sekolah mengadakan
acara tahunan. Lomba-lomba bertemakan seni atau budaya Indonesia. Saat itu, aku
mengikuti lomba pidato. Entah kebetulan
atau memang rencana Tuhan, aku duduk tepat dibelakang dia hehehe J
Aku
tak kuasa menahan tawaku ketika tiba-tiba kursi yang ia duduki patah, untungnya
sih dia ganteng jadi nggak malu-maluin
:p aku memberanikan diri memberinya kursi yang ada disampingku. Dia cuma
menerimanya dengan senyuman, lagi-lagi senyuman! Hari itu, hmm hari paling tak
terlupakan lah hahaha :D
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Dia sosok yang menawan, yang mampu mebuatku terhipnotis
tiap kali aku melihat matanya, seolah wajahku terkena medan magnet dari
wajahnya tiap kali dia lewat didepanku, aku tak pernah bisa memalingkan wajahku
hehehe aku tau bagian ini sangat gila.
Semakin hari, aku semakin dekat
dengan Reva, begitu pula dengan Artha. Dia temanku untuk berbagi. Artha itu salah
satu sahabat Reva yang ku tau, selain Vion. Kadang aku sering dibuat kesal oleh
mereka berdua, Artha dan Vion. Mereka sering sekali membuatku malu didepan
Reva. Tapi anehnya Reva nggak pernah sadar.
Suatu hari, Artha bertanya
padaku tentang cewek. Aku yang sedikit geli dan agak penasaran, siapa cewek
yang Artha taksir ? Setahuku, Artha tipe orang yang nggak mudah jatuh cinta.
Dengan isengnya kutebak-tebak dari setiap clue yang dia berikan. Ternyata benar
dugaanku, Artha kembali menyukai Milly. Mantan pacarnya sewaktu SMP, tentu aku
kenal, karena Milly juga salah satu temanku waktu aku masih di kelas 10-H
hahaha =))
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Broken Heart
“Ken, saya putus sama Milly”
mataku terbelalak kaget tak percaya membaca short message dari Artha. “Baru aja
jadian!” gumamku dalam hati. Aku mengendarai sepeda motorku dengan sangat
cepat. Sampai-sampai aku nggak sadar kalau ada lampu merah di depanku. Beberapa
kali aku menerobos rambu-rambu lalu lintas. Beberapa kali juga aku hampir
mencelakakan diriku. Aku penasaran, ada apa dengan mereka. Aku juga nggak tega
melihat Artha yang sepertinya sangat sedih. Berbagai cara aku lakukan untuk
membuat Artha tegar.
Beberapa hari setelah itu, aku
mendapat kabar buruk. Reva baru saja jadian dengan Febby . Rasa sedih yang mendalam,
yang benar-benar membuatku jatuh, dengan masih diselimuti rasa tak percaya aku
langsung menelfon Artha sambil menangis. Artha pun nggak percaya sama sepertiku,
bahkan dia nggak tau sama sekali kalau Reva
dekat sama cewek selain aku. Aku coba tanya Vion, ya seperti biasanya. Dengan
sikap tengilnya dia membuatku semakin sedih, tapi dia juga nggak tau tentang
Reva dan pacar barunya. Sedangkan Artha, dia tetap menyemangatiku, dia berusaha membuatku kembali ceria.
Dari hari ke hari, hanya Artha
yang membuatku semakin tegar. Meskipun rasanya sulit untuk kembali berdiri dari
keterpurukan yang cukup menyakitkan. Aku dan Artha jatuh diwaktu yang terbilang
cukup dekat, itu membuatnya faham betul bagaimana perasaanku. Dan kita bisa
berdiri lagi bersama. Karenanya, aku tau
bahwa hidup tak selalu sesuai dengan apa yang kita mau. Bukan seperti skenario
atau naskah cerita yang bisa disunting sesuai keinginan kita. Skip ini terlalu
melow. Udah aku bilang jangan terlalu serius! -_- wakakak
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Yupiter’s Agency
Dari hari ke hari, pertemananku
dengan Artha semakin erat. Suatu hari, kita pernah saling bertukar fikiran. Tentang tujuan hidup, harapan dimasa
depan, bahkan tentang cinta. Aku mendapat pelajaran yang sangat berharga
darinya, bahwa hidup itu bagaikan proses pembuatan kue. Bayangkan jika kita
hanya memakan terigunya saja atau kuning telurnya saja? Pasti nggak enak kan?
Begitu pula hidup, semua yang nggak enak harus dicampur jadi satu, lalu tunggu
prosesnya. Sama dengan ketika kita meng-oven adonan kue tersebut dan menunggu
hingga kue itu mengembang lalu diangkat dari oven. Semua hal butuh proses.
Dia juga mengajariku bagaimana
cara menghargai sesuatu, menerima suatu hal dengan ikhlas, dan sebagainya.
Harus kuakui, dia memang hebat dalam mempengaruhi setiap hari-hariku. Semua
terasa lebih berwarna saat dia ada bersamaku. Aku dan Artha terinspirasi dari
sebuah film berjudul ‘Perahu Kertas’ dimana Kugy adalah seorang gadis dengan
radar Neptunusnya bisa menemukan sahabat sejati seperti Keenan. Sedangkan kita
adalah seorang Agen Jupiter, yang menurut kita maksudnya mungkin kurang lebih orang
yang memiliki masa depan menjadi orang besar, dengan harapan dan usaha, juga
dengan rasa cinta. Ya! We are Yupiter’s Agency!!! Hahahaha
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Bad Sign
Siang ini matahari bersinar
cukup terik, membuat kulitku jenuh dan terus menerus berkeringat. Aku duduk
dibawah pohon mangga, di taman sekolah, bayangan pohon yang besar cukup untuk
melindungi badanku dari teriknya serangan sinar matahari hari itu. Aku
bersandar di batang pohon sambil ditiupi oleh angin sepoi-sepoi yang membuatku
jadi mengantuk. “Hoammm..” aku menguap. “Ken, mau ikut ke kantin nggak?” Adel
mengagetkanku, aku cuma menggeleng menandakan menolak ajakannya. Adel pun pergi
tanpa mengatakan apapun lagi. Tak lama kemudian, Artha langsung duduk
disampingku. Aku nggak merasa kaget dengan kedatangannya, namun aku malah
tertidur sambil bersandar dipundaknya. Kufikir mungkin sekarang dia sedang
mengoceh melihatku tertidur dengan pulas disampingnya, hahaha :D
Dalam tidurku, aku bermimpi. Aku dan Artha berjalan
disebuah taman bunga yang megah dan berisikan bunga-bunga yang indah. Kita
menyusurinya sambil mengejar kupu-kupu yang berterbangan dengan riang diiringi
teman-temannya. Fikirku, jika aku seekor kupu-kupu, aku ingin terbang menuju
langit biru yang indah, bergelayunan
diatas pelangi dan melihat semesta alam ini dengan leluasa. Tapi aku tau
khayalan itu terlalu tinggi, bahkan pelangi pun nggak akan mungkin bisa kuraih,
warna-warni nya itu kan hanya hasil dari pembiasan uap air hehehe..
Setelah cukup jauh kita berlari,
Artha mengambil dua tangkai bunga mawar, berwarna merah dan merah muda, lalu
dia menghampiriku lagi. “Ini buat kamu” Artha memberikan setangkai bunga mawar
berwarna merah muda padaku. “Aku mau yang merah” pintaku padanya “Maaf Ken,
saya Cuma mau kasih yang merah muda aja” dia tersenyum dan lalu pergi
meninggalkanku.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Tidak ada komentar:
Posting Komentar