Tak Kenal maka (?)
Namaku Kenny, aku membuka lembaran baru tentang kisahku,
berbagi sedikit manis-pahit kehidupan yang kupunya. Semua orang punya cerita,
punya segala macam warna-warni dalam setiap harinya. Kali ini kalian akan
banyak menemukan nama-nama yang berandil besar dalam hari-hariku. Disini ada
beberapa bagian yang memang cukup serius hehehe.. Selamat datang ke duniaku!
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
The First
Perasaan tak menentu menghinggapi dadaku sampai aku merasa sedikit
sesak, “apa aku bisa?” selalu pertanyaan itu muncul. Tapi aku selalu mencoba
buat tenang meski rasanya gak mungkin. Aku pun mulai melangkah, ini hari pertamaku
menjalani tes. Menuju satu jenjang lebih tinggi dari sebelumnya, bangku sekolah
dasar aku sudah selesai, kini aku menginjak usia anak sekolah menengah pertama.
Jadwal tes bahasa Inggris, ah semakin pesimislah aku. Aku nggak
banyak tau tentang bahasa asing itu, bahasa Internasional, pikirku “aku orang
Indonesia, kenapa aku harus bisa bahasa Inggris?” duh dasar anak SD hehehe..
Seperti biasa, budayakan kebiasaan mengantri, aku harus menunggu giliran.
Sialnya, gak ada yang aku kenal sama sekali disini. Parah!
Akhirnya giliran pun datang, sumpek banget tesnya susah!
Tapi waktu lagi diem didepan Laboratorium bahasa “Hey!” sapanya dengan sedikit
senyuman. “Oh tuhaaaan... Manisnyaaaa... Siapa dia?” tanyaku dalam hati. Ku
jawab hanya dengan senyuman dan anggukan kepala, tentu disertai dengan beribu
rasa penasaran. Diam-diam aku sedikit memperhatikannya, hmm.. nama yang bagus.
Andai kita bertemu lagi. Oke skip! ini bakal super lebay hahaha :p
Keesokan harinya “ruang
5 ? Jauh banget sih, mana gak ada yang kenal lagi. Sial!” aku menggerutu
sendiri, tapi mau nggak mau aku harus
tetap masuk ke ruangan yang menyebalkan itu. Aku duduk di bangku keempat dari
depan dan ketiga dari belakang, waktu iseng-iseng lirik sana-sini eh nemu si
cowok kemarin. Diam-diam waktu dia keluar kelas, aku lihat kartu peserta di
meja nya. Ternyata tepat ini sama persis! Revaka Satria Ekada. Ah nama itu!!!
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Putih Abu-Abu
“Kebagian
kelas apa Ken?” tanya Oca padaku, “Aku 10-H nih jauh banget masa nggak ada
temen dong! Kamu kelas apa Ca?” aku balik bertanya. Oca, nama panggilan
kesayangan aku buat Rossa Belinda, sahabatku waktu SMP. “jauh amat Ken, sendirian
dong?” tanya nya lagi, agak sedikit mencemaskanku “Nevermind, Kenny
kan setrong hehehe” jawabku cengengesan “Ini anak! Tetep aja cheerfull mau
gimanapun keadaannya. Oca beneran khawatir sama kamu nih Ken!” omel Oca. Aku
cuma tersenyum mendengar perkataan Oca, dia benar-benar menyayangiku. “Ken!”
seseorang memanggilku dari belakang, aku sedikit menoleh untuk memastikan siapa
yang memanggilku tadi, meski aku kenal suaranya. “Hey Shil! Kamu disini juga?”
dia Arshilla, sepupuku. “Iya Ken, aku kira kamu nggak jadi masuk sini juga.
Hihi nggak nyangka ya satu sekolahan” jawab Shilla.
Seperti biasanya, penerimaan
siswa baru pasti ada ajang MOS. Aku harus datang dini hari sekali. Huuuuh...
Ketika aku memasuki kelas baru itu, wajah-wajah baru yang harus kuingat,
kepribadian-kepribadian baru yang harus kumengerti. Ah aku benci jadi anak
baru! Tapi ada diantara mereka, ada orang yang
sudah aku kenal betul wajahnya. Dia Shilla, hihi senangnya..
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Satu bulan kemudian, aku sudah
mulai menyukai kelas ini. Orang-orang yang ramah dan cukup membuatku nyaman.
Terutama si ketua kelas, sikapnya yang bersahabat dan mudah bergaul dengan
siapapun, sangat membuatku senang mengenalnya. Meskipun dia agak tertutup.
Sebut saja Artha. Pertemananku dengannya cukup terjalin dengan baik, dia sosok
seorang pemimpin yang nggak cupu, menurutku sih..Tapi dia itu memang ramah,
kalau aku, Shilla, Rendy dan Tomi udah bikin ricuh di kelas, dia nggak pernah
memarahi kita. Entah karna takut atau gak peduli hahaha.. Sudahlah, kayaknya
aku terlalu banyak memuji disini :p
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
First Love part I
Waktu terus berjalan, dan aku
udah nggak pernah ketemu Reva lagi, sekedar tau nama dan muka aja sih. Aku pun gak faham
kenapa semenjak hari itu aku selalu kefikiran dia, waktu itu kita nggak jadi
satu sekolahan. Aku memilih sekolah lain, sebenarnya keinginan papa dan mama.
Bukan keinginanku. Aku masih saja mencari tau tentang Reva, ya cowok itu. Entah
kenapa aku sangat mengaguminya. Ya itulah yang orang sebut Cinta Pertama.
Dimana seseorang mulai mengerti perasaan simpati pada orang lain, dan adanya
ketertarikan.
Tahun demi tahun berlalu, masih
saja melekat erat bayangannya di otakku. Sepertinya aku terlalu me-mindset
wajahnya dalam ingatanku. Senyum manisnya, elok parasnya. Ya tuhan.. Aku
berharap suatu saat aku dipertemukan lagi dengannya.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
First Love part II
Aku dan Shilla memang pecicilan,
setiap jam istirahat pastilah beberapa tempat kita jajaki. Sambil menyusuri
lorong-lorong sekolah, biasanya kami bercanda ria. Menuju tiap-tiap pintu kelas
dengan wajah yang sepertinya konyol. Kali ini kelasnya Stella yang menjadi
sasaran ke-ricuhan kita. “Stelllll!!! Ke kantin yuuuuk!” teriak Shilla dengan
tanpa tau malu dan peduli ada siapa disekitarnya. Aku hanya diam di depan pintu
sambil sedikit mencuri-curi pandang. “Hai Shil!” tiba-tiba kudengar suara itu,
suara yang udah terekam jelas di otakku. “Hai Rev!” jawab Shilla sambil
menyunggingkan senyum manisnya. Sejenak aku terhanyut dalam lamunanku, aku
teringat saat beberapa waktu lalu aku berkunjung kerumah Shilla. Saat itu, kita
sedang berbincang di depan gerbang rumah, seorang cowok yang udah gak asing
lagi dimata ku, apalagi di hatiku, ya Reva! Dia menyapa Shilla dengan tatapan
yang berbeda. Dan sontak Shilla melompat kegirangan waktu Reva udah nggak
keliatan lagi di depan mata kita. “Ken! Sumpah seneng banget deh Reva nyapa
aku!! Yaampun ganteng bangeeet...” sebuah kalimat yang benar-benar tergambarkan jelas kegirangan Shilla. Shilla nggak
tau apapun tentang perasaanku saat itu. Tiba-tiba “Heh! Kok ngelamun sih?”
suara Stella mengagetkanku. “eh, hmm gak apa-apa kok” jawabku kilat. Kita
bertiga pun berjalan menuju kantin.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Change..
Lambat laun, Shilla tau semua
tentang perasaanku pada Reva. Perasaan yang ku pendam bertahun-tahun lamanya.
Shilla pun menjauh dari Reva. Suatu hari, aku dan Shilla berpisah kelas. Tentu
aku berpisah dengan Rendy, Tomi, dan Artha. Terlihat sekali kekecewaan pada
Rendy, dia menunjukkan sikap yang nggak seperti biasanya. Dia sedikit lebih
dingin hari itu. “Ren, kamu kenapa sih? Kamu marah sama Kenny?” tanyaku
padanya, tak ada jawaban yang memuaskan darinya, dia cuma menggeleng dan lalu
pergi. Tak lama kemudian, Tomi menghampiriku “Ken, pindah ke kelas mana?” . “10-C
Tom, kamu?” jawabku singkat. “10-G Ken, kita pisah dong?” terdengar suara Tomi
dengan nada sedikit kecewa. “Iya Tom, diantara kita berempat kayaknya nggak ada
yang satu kelas deh. Si Rendy kelas apa?” aku mengalihkan pertanyaanku pada
Tomi, melihat sikap rendy yang udah nggak bisa dipastikan, apa dia bisa diajak
bicara atau nggak. “10-F sama si Artha” jawab Tomi.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Handphone-ku berdering, terlihat
display name ‘Artha’ kubuka pesan itu “Maafin saya ya teman-teman kalau selama
saya jadi ketua kelas di 10-H kurang baik dalam bertugas” aku sedikit heran
dengan isi short message service itu. “Gak apa-apa kok. Aku juga minta maaf ya
kalau selama di 10-H kurang baik sama kamu” aku membalas pesan itu. Terjadi
sedikit percakapan via sms itu diantara kita. “Tha, punya teman di kelas 10-C
gak? Aku mau minta jadwal pelajaran” tanyaku sedikit basa-basi. “Ada kok, si
Reva. Nih nomor hpnya” Artha membalas pesanku. Sontak aku agak terkejut. Artha?
Ternyata dia teman Reva. Betapa sempitnya dunia -_-
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Tidak ada komentar:
Posting Komentar