Kamis, 03 Oktober 2013

All about Yupiter



Tak Kenal maka (?)
Namaku Kenny, aku membuka lembaran baru tentang kisahku, berbagi sedikit manis-pahit kehidupan yang kupunya. Semua orang punya cerita, punya segala macam warna-warni dalam setiap harinya. Kali ini kalian akan banyak menemukan nama-nama yang berandil besar dalam hari-hariku. Disini ada beberapa bagian yang memang cukup serius hehehe.. Selamat datang ke duniaku!

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

The First
Perasaan tak menentu menghinggapi dadaku sampai aku merasa sedikit sesak, “apa aku bisa?” selalu pertanyaan itu muncul. Tapi aku selalu mencoba buat tenang meski rasanya gak mungkin. Aku pun mulai melangkah, ini hari pertamaku menjalani tes. Menuju satu jenjang lebih tinggi dari sebelumnya, bangku sekolah dasar aku sudah selesai, kini aku menginjak usia anak sekolah menengah pertama.
Jadwal tes bahasa Inggris, ah semakin pesimislah aku. Aku nggak banyak tau tentang bahasa asing itu, bahasa Internasional, pikirku “aku orang Indonesia, kenapa aku harus bisa bahasa Inggris?” duh dasar anak SD hehehe.. Seperti biasa, budayakan kebiasaan mengantri, aku harus menunggu giliran. Sialnya, gak ada yang aku kenal sama sekali disini. Parah!
Akhirnya giliran pun datang, sumpek banget tesnya susah! Tapi waktu lagi diem didepan Laboratorium bahasa “Hey!” sapanya dengan sedikit senyuman. “Oh tuhaaaan... Manisnyaaaa... Siapa dia?” tanyaku dalam hati. Ku jawab hanya dengan senyuman dan anggukan kepala, tentu disertai dengan beribu rasa penasaran. Diam-diam aku sedikit memperhatikannya, hmm.. nama yang bagus. Andai kita bertemu lagi. Oke skip! ini bakal super lebay hahaha :p
Keesokan harinya  “ruang 5 ? Jauh banget sih, mana gak ada yang kenal lagi. Sial!” aku menggerutu sendiri,  tapi mau nggak mau aku harus tetap masuk ke ruangan yang menyebalkan itu. Aku duduk di bangku keempat dari depan dan ketiga dari belakang, waktu iseng-iseng lirik sana-sini eh nemu si cowok kemarin. Diam-diam waktu dia keluar kelas, aku lihat kartu peserta di meja nya. Ternyata tepat ini sama persis! Revaka Satria Ekada. Ah nama itu!!!
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Putih Abu-Abu
“Kebagian kelas apa Ken?” tanya Oca padaku, “Aku 10-H nih jauh banget masa nggak ada temen dong! Kamu kelas apa Ca?” aku balik bertanya. Oca, nama panggilan kesayangan aku buat Rossa Belinda, sahabatku waktu SMP. “jauh amat Ken, sendirian dong?” tanya nya lagi,                agak       sedikit mencemaskanku “Nevermind, Kenny kan setrong hehehe” jawabku cengengesan “Ini anak! Tetep aja cheerfull mau gimanapun keadaannya. Oca beneran khawatir sama kamu nih Ken!” omel Oca. Aku cuma tersenyum mendengar perkataan Oca, dia benar-benar menyayangiku. “Ken!” seseorang memanggilku dari belakang, aku sedikit menoleh untuk memastikan siapa yang memanggilku tadi, meski aku kenal suaranya. “Hey Shil! Kamu disini juga?” dia Arshilla, sepupuku. “Iya Ken, aku kira kamu nggak jadi masuk sini juga. Hihi nggak nyangka ya satu sekolahan” jawab Shilla.
                Seperti biasanya, penerimaan siswa baru pasti ada ajang MOS. Aku harus datang dini hari sekali. Huuuuh... Ketika aku memasuki kelas baru itu, wajah-wajah baru yang harus kuingat, kepribadian-kepribadian baru yang harus kumengerti. Ah aku benci jadi anak baru! Tapi ada diantara mereka, ada orang yang  sudah aku kenal betul wajahnya. Dia Shilla, hihi senangnya..
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
                Satu bulan kemudian, aku sudah mulai menyukai kelas ini. Orang-orang yang ramah dan cukup membuatku nyaman. Terutama si ketua kelas, sikapnya yang bersahabat dan mudah bergaul dengan siapapun, sangat membuatku senang mengenalnya. Meskipun dia agak tertutup. Sebut saja Artha. Pertemananku dengannya cukup terjalin dengan baik, dia sosok seorang pemimpin yang nggak cupu, menurutku sih..Tapi dia itu memang ramah, kalau aku, Shilla, Rendy dan Tomi udah bikin ricuh di kelas, dia nggak pernah memarahi kita. Entah karna takut atau gak peduli hahaha.. Sudahlah, kayaknya aku terlalu banyak memuji disini :p

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞


First Love part I
                Waktu terus berjalan, dan aku udah nggak pernah ketemu Reva lagi, sekedar  tau nama dan muka aja sih. Aku pun gak faham kenapa semenjak hari itu aku selalu kefikiran dia, waktu itu kita nggak jadi satu sekolahan. Aku memilih sekolah lain, sebenarnya keinginan papa dan mama. Bukan keinginanku. Aku masih saja mencari tau tentang Reva, ya cowok itu. Entah kenapa aku sangat mengaguminya. Ya itulah yang orang sebut Cinta Pertama. Dimana seseorang mulai mengerti perasaan simpati pada orang lain, dan adanya ketertarikan.
                Tahun demi tahun berlalu, masih saja melekat erat bayangannya di otakku. Sepertinya aku terlalu me-mindset wajahnya dalam ingatanku. Senyum manisnya, elok parasnya. Ya tuhan.. Aku berharap suatu saat aku dipertemukan lagi dengannya.

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

First Love part II
                Aku dan Shilla memang pecicilan, setiap jam istirahat pastilah beberapa tempat kita jajaki. Sambil menyusuri lorong-lorong sekolah, biasanya kami bercanda ria. Menuju tiap-tiap pintu kelas dengan wajah yang sepertinya konyol. Kali ini kelasnya Stella yang menjadi sasaran ke-ricuhan kita. “Stelllll!!! Ke kantin yuuuuk!” teriak Shilla dengan tanpa tau malu dan peduli ada siapa disekitarnya. Aku hanya diam di depan pintu sambil sedikit mencuri-curi pandang. “Hai Shil!” tiba-tiba kudengar suara itu, suara yang udah terekam jelas di otakku. “Hai Rev!” jawab Shilla sambil menyunggingkan senyum manisnya. Sejenak aku terhanyut dalam lamunanku, aku teringat saat beberapa waktu lalu aku berkunjung kerumah Shilla. Saat itu, kita sedang berbincang di depan gerbang rumah, seorang cowok yang udah gak asing lagi dimata ku, apalagi di hatiku, ya Reva! Dia menyapa Shilla dengan tatapan yang berbeda. Dan sontak Shilla melompat kegirangan waktu Reva udah nggak keliatan lagi di depan mata kita. “Ken! Sumpah seneng banget deh Reva nyapa aku!! Yaampun ganteng bangeeet...” sebuah kalimat yang            benar-benar tergambarkan jelas kegirangan Shilla. Shilla nggak tau apapun tentang perasaanku saat itu. Tiba-tiba “Heh! Kok ngelamun sih?” suara Stella mengagetkanku. “eh, hmm gak apa-apa kok” jawabku kilat. Kita bertiga pun berjalan menuju kantin.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Change..
                Lambat laun, Shilla tau semua tentang perasaanku pada Reva. Perasaan yang ku pendam bertahun-tahun lamanya. Shilla pun menjauh dari Reva. Suatu hari, aku dan Shilla berpisah kelas. Tentu aku berpisah dengan Rendy, Tomi, dan Artha. Terlihat sekali kekecewaan pada Rendy, dia menunjukkan sikap yang nggak seperti biasanya. Dia sedikit lebih dingin hari itu. “Ren, kamu kenapa sih? Kamu marah sama Kenny?” tanyaku padanya, tak ada jawaban yang memuaskan darinya, dia cuma menggeleng dan lalu pergi. Tak lama kemudian, Tomi menghampiriku “Ken, pindah ke kelas mana?” . “10-C Tom, kamu?” jawabku singkat. “10-G Ken, kita pisah dong?” terdengar suara Tomi dengan nada sedikit kecewa. “Iya Tom, diantara kita berempat kayaknya nggak ada yang satu kelas deh. Si Rendy kelas apa?” aku mengalihkan pertanyaanku pada Tomi, melihat sikap rendy yang udah nggak bisa dipastikan, apa dia bisa diajak bicara atau nggak. “10-F sama si Artha” jawab Tomi.

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

                Handphone-ku berdering, terlihat display name ‘Artha’ kubuka pesan itu “Maafin saya ya teman-teman kalau selama saya jadi ketua kelas di 10-H kurang baik dalam bertugas” aku sedikit heran dengan isi short message service itu. “Gak apa-apa kok. Aku juga minta maaf ya kalau selama di 10-H kurang baik sama kamu” aku membalas pesan itu. Terjadi sedikit percakapan via sms itu diantara kita. “Tha, punya teman di kelas 10-C gak? Aku mau minta jadwal pelajaran” tanyaku sedikit basa-basi. “Ada kok, si Reva. Nih nomor hpnya” Artha membalas pesanku. Sontak aku agak terkejut. Artha? Ternyata dia teman Reva. Betapa sempitnya dunia -_-

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Tidak ada komentar:

Posting Komentar